Program Belajar Kaidah Bahasa Arab 1 Bulan
Pengantar
Bismillah. Segala puji bagi Allah, salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kita berjumpa dalam pelajaran jarak jauh untuk mengenal ilmu kaidah bahasa arab. Ilmu kaidah bahasa arab sangat penting dipelajari untuk bisa memahami dan mengamalkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Pada kesempatan ini akan kita bahas tentang beberapa istilah dasar dalam ilmu kaidah bahasa arab. Diantaranya adalah mengenai pengertian ilmu nahwu dan shorof. Kemudian kita juga akan membahas seputar macam-macam kata dan kalimat dalam bahasa arab.
Perlu diketahui, bahwasanya ilmu nahwu adalah ilmu kaidah bahasa arab yang membahas keadaan akhir kata dalam bahasa arab; apakah dia tetap atau berubah, dan jika ia berubah bagaimana perubahannya, apa jabatan kata itu di dalam kalimat, dst. Intinya, ilmu nahwu membahas akhir kata. Apakah dia harus diakhiri dengan dhommah, fathah, kasroh, dsb.
Berbeda dengan ilmu shorof. Ilmu shorof membahas pembentukan kata atau pola-pola perubahan dari satu kata menjadi kata-kata lain. Dari satu kata diubah menjadi kata lain yang masih memiliki akar kata yang sama. Misalnya kata ‘kataba’ diubah menjadi ‘uktub’. ‘Kataba’ artinya ‘telah menulis’, sedangkan ‘uktub’ artinya ‘tulislah’. Ilmu yang mempelajari rumus-rumus pembentukan kata ini disebut dengan ilmu shorof atau tashrif.
Perlu diketahui pula, bahwa di dalam bahasa arab hanya ada tiga macam kata; isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan harf (kata sambung). ‘Kata’ itu sendiri dalam ilmu nahwu disebut dengan istilah al-kalimah. Adapun kalimat disebut dengan nama al-jumlah. Jadi, jika disebutkan dalam ilmu nahwu ada istilah al-kalimah, maksudnya adalah kata. Dan apabila disebutkan istilah al-jumlah atau al-kalam maka maksudnya adalah kalimat.
Isim atau kata benda memiliki banyak ciri. Diantaranya adalah ia bisa diakhiri dengan tanwin, bisa diakhiri dengan kasroh, bisa diawali dengan alif lam (al), dan bisa didahului oleh huruf jar. Huruf jar adalah huruf-huruf yang menyebabkan kata sesudahnya menjadi majrur/kasroh akhirannya. Apabila suatu kata didahului huruf jar berarti ia termasuk isim/kata benda.
Fi’il berbeda dengan isim. Karena fi’il berkaitan dengan waktu tertentu. Di dalam bahasa arab ada tiga macam fi’il (kata kerja); fi’il madhi/kata kerja lampau, fi’il mudhori’/kata kerja sekarang atau akan datang, dan fi’il amr/kata kerja perintah. Misalnya kata yang berbunyi ‘kataba’ (telah menulis) ini adalah contoh fi’il madhi. Bentuk fi’il mudhori’nya adalah ‘yaktubu’ (sedang menulis), dan bentuk fi’il amrnya adalah ‘uktub’ (tulislah).
Di dalam bahasa arab al-jumlah (kalimat) terbagi menjadi dua; jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah. Jumlah ismiyah adalah kalimat yang diawali dengan isim/kata benda. Jumlah fi’liyah adalah kalimat yang diawali dengan fi’il/kata kerja. Kalimat yang berbunyi ‘al-islaamu haqqun’ (Islam adalah benar) merupakam jumlah ismiyah; karena ia diawali dengan isim. Adapun kalimat yang berbunyi ‘dzahaba Muhammadun’ (telah pergi Muhammad) adalah jumlah fi’liyah; karena ia diawali dengan fi’il. Demikian materi yang kita bahas pada kesempatan ini, semoga bermanfaat.
Unduh materi di sini belajar-1